tentang silsilah nasab bagi
para dzurriyah nabi itu sangat penting. dan saya yakin mereka2 yg memiliki
catatan silsilah itu pasti dg mati2an akan menjaganya. entah itu dari garis fam
manapun pasti akan sangat memperhatikannya. bahkan setiap keluarga yg mendapat
peninggalan tulisan silsilah keluarga dari kakek buyutnya tak akan rela jika
ada org yg dengan dengan 'bodoh'nya menolak tulisan itu. kenapa aku tulis dg
bodoh ? bukankah orang yg menolak nasab seseorang dg ke-sok tahu-annya ' dan
tanpa berlandaskan cara2 yang bijaksana dan sopan itu menunjukkan kebodohannya
sendiri. dan itu memang terjadi . contoh saja penolakan terhadap nama sayyid
abdul-wahhab bin abi bakar basyaiban, toh ribuan orang ternyata bernasab dari
garis beliau bahkan pesantren2 besar dijawa-timur banyak dari keturunan beliau.
ada juga yg sebagian orang yg menyangsikan
jika seumpama kita ini ditanya tentang nama kakek buyut kita yg urutan ke-lima dari atas yg sdh meninggal dunia ratusan tahun yg lalu , apakah itu benar2 buyut kita ? pst kita akan menjawab berdasarkan tulisan2 silsilah kuno yg kita dapatkan dari leluhur kita . jika sekiranya urutan silsilah itu tak ada kekhilafan lagi( menurut sejarah lo )terhadap silsilah yg sudah terdaftar , maka akan dimasukkan kekumpulan data2 dirabithah . nah itu semua berdasarkan bukti tulisan tadi . nah begitu juga dg suatu silsilah yg menurut mereka masih disangsikan , itu hak mereka yg sok tahu itu . tetapi mereka juga ngga' boleh menyalahkan sebuah silsilah yg sudah diyakini kebenarannya oleh para keturunannya .
nah sekarang kalau ditanya saksi bagaimana ?
bagaimana kita tahu jika buyut yg berurutan 5 dari atas itu benar2 buyut kita ? sedang kita sendiri hidup ratusan tahun setelah 'sang buyut ' itu wafat . tapi kenapa kita tetap berpegang teguh pada tulisan silsilah kuno dari leluhur kita itu ? karena kita tahu bhwa peninggalan tulisan diatas kertas kuno dan sebuah titipan cerita ( omongan ) pasti lebih kuat tulisan itu . jika titipan omongan itu kemungkinan besar akan adanya pengurangan atau penambahan . bahkan beda orang atau generasi saja akan terjadi penambahan atau pengurangan menurut selera dan watak org yg bercerita itu ( ingat ! para saadah / habaib itu bukan ma'shum lo )
lain halnya dengan warisan berupa tulisan kuno yg tertulis diatas kertas dari kakek buyut kita itu . sangat sulit utk menuangkan tulisan baru utk menambah atau mengurangi . kalaupun itu dilakukan , maka akan terlihat dg mata kita . karena kita akan tahu karakter tulisan dan tintanya jika berbeda . dan hebatnya lagi , sebuah tulisan silsilah kuno yg notabene banyak yg meragukan ternyata tak satu keluarga saja yg memiliki , ternyata ribuan orang yg memiliki silsilah itu . bahkan banyak pesantren dijawa timur yg mempunyai silsilah yg sama dari garis yg sama . ya kalau yg memiliki silsilah tersebut cuma satu orang saja masih pantas-lah diragukan ( bukan ditolak lo ! ) . lha ini yg punya ribuan kyai , ratusan pesantren dan ribuan org2 lainnya . inikan urusan sejarah nasab..bukan urusan aliran sesat atau partai atau organisani2 . hehehe .. ya kan ??
sekarang kita pelajari watak2 para leluhur tempo dulu .
pertama : para kyai / habaib tempo dulu itu bukan spt kt yg anteng dirumah atau cukup didesanya sendiri . beliau2 dulu itu suka berpindah2 tempat utk mensyiarkan islam . dari kota ini pindah kekota lain .. dari negara ini pindah lagi kenegara lain .. itulah sesepuh kita jaman dulu . kita pasti setuju utk itu ..ya kan ?
kedua : karena sering berpindah2 , maka para sesepuh dulu itu banyak yg memakai nama lain karena untuk menyesuaikan daerah yg beliau singgahi atau karena alasan lain . jadi bukan tidak mungkin jika satu orang punya sebutan nama dua sampai 5 nama . bahkan , banyak para saadah yg merahasiakan kenasabannya disatu daerah tertentu dikarenakan adanya suhu politik yg tak memungkinkan diperlihatkan ke-sayyidannya itu . bisa2 bahaya karena g' semua orang cinta pd ahlil bait bahkan membunuhnya. banyak sekali kok contohnya . g' perlu aku sebutin .
ketiga : meski para sayyid atau habaib atau kyai itu golongan para manusia mulia , toh mereka juga manusia biasa . buktinya ? kita lihat masalah istri saja . berapa banyak para saadah dulu itu memper-istri lebih dari 1 org ? kalau tujuannya sih saya yakin pasti sangat baik . jangan kan para saadah jaman dulu , dijaman sekarang saja para saadah yg beristrikan 2 sampai 4 sangat banyak . nah dari situlah nantinya akan menurunkan banyak keturunan yg menyebar dimana2 ( bahkan banyak pula yg tak tercatat didata2 yg terkumpul ) . coba tanya aja pada dokter dibidang kandungan ... banyak kemungkinan ( tak semua ) jika leluhurnya banyak anak maka genetiknya itu bisa menurun kegenerasi berikutnya dalam artian banyak anak pula ( sekali lagi tak semua ) . maka jgn heran jika dimulai dari sayyid hasan dan husein yg sejarah mencatat banyak-nya putra putri beliau berdua .maka generasi berikutnya dari beliau berdua itu banyak anak pula . terbukti kan ? bahkan ada guyonan begini : jika ada saadah baik dari arab atau jawa kok cuma punya dua anak , dikatakan ' kok tumben ada yg sedikit anaknya ' .. tuh kan ??? hehehe ..
ke-empat : kefanatikan dalam sebuah pernikahan . kalau ini hampir dari kita2 sepakat bahwa para saadah dulu itu sangat memperhatikan jodoh anak2 nya . istilah kitab kuningnya itu harus sesama kufu . jadi , para saadah sejak dulu hingga kini masih tetap mempertahankan kenasabannya dg cara menikahkan putra-putrinya dg orang yg sesama saadah-nya .lihat contoh dijawatimur aja . g' sedikit yg mempertemukan tali nasab keluarga dg perjodohan antar bani sulaiman basyaiban , abu dzarrin basyaiban , sayyid zainal abidin 'buju' cendana adzamatkhan , bani hajji basyaiban dll . hingga tak heran di jawa terlebih dindresmo saling mengikat keluarga dg perjodohan antar fam diatas tadi ...
nah , dari ke-4 watak para saadah zaman dahulu yg sudah saya sebutkan diatas itu sudah bisa diambil kesimpulan bahwa :
- dari watak no 1 dan 2 , akan kita temukan sebagian orang dari leluhur kita yang memakai nama lebih dari satu . ya karena faktor lain yg mengharuskan beliau harus memakai nama lain . atau karena situasi politik tadi . kita kasih contoh saja watak dari beberapa fam dzurriah yg ada diindonesia . ada dua fam yg paling mencolok perbedaannya diantara fam2 yang lain . yaitu dari fam basyaiban dan fam adzamat khan . kenapa begitu ? yah ! kedua fam tersebut didalam menyelami dan beradabtasi dengan lingkungan yg mereka singgahi ngga' tanggung2 . bukan system da'wah saja yg mereka pentingkan , tapi sesuatu yg membuat penduduk pribumi agar tak merasa asing , merekapun melakukannya , yaitu dg cara memakai nama / mengganti nama yg sesuai dg daerah yg disinggahinya . jika di-india beliau gunakan nama panggilan india dan jika dijawa maka mereka gunakan nama jawa ( meski nama asli mereka masih tetap ) . nah dari pergantian nama itulah hingga bisa membuat silsilah yg beredar saat ini bisa tak sama . dan itu pulalah yg terkadang membuat konflik terhadap para peneliti silsilah .dan , (maaf ) saya yakin konflik seputar itu tak akan pernah ada ujungnya , karena sangat sulit utk melacak secara 100% tepat . kita buat contoh lagi ...
secara umum silsilah bani basyaiban adalah : abdurrahman bin umar bin muhammad bin ahmad bin abi bakar basyaiban . namun ada lain lagi yg akan kita temukan pada silsilah syaikhona kholil bangkalan . begini :
abdurrahman bin umar bin muhammad bin abdul wahhab bin abi bakar basyaiban . dan ini sudah disyahkan dirobithoh adzamat khan ( meski robithoh alawiyah menolaknya ) nah , apa pendapat kalian dengan sosok yg bernama ahmad dan abdul wahhab ? apa berani kita menyalahkan salah satunya dg pasti ? . . .
- dari watak no 3 ini jelas , bahwa hampir semua ( hampir lho ) para saadah dulu ( bahkan hingga sekarang )mempunyai banyak anak . apalagi ditinjau segi genetik keturunan yg banyak anak dari leluhurnya . terus lagi dilihat dari segi beristri lebih dari satu . wah semakin menyebar anak keturunan para saadah itu dimana2. nah , dari situlah masih terdapat kemungkinan ada sebagian nama yang tak tercantuman atau tercantum dg nama lain atau sang penulis kitab nasab tak sepenuhnya tahu tentang informasi nasab yg dia tulis , maklum lah mengingat para penulis kitab2 nasab tak hidup bersamaan dg target yg dia tulis sejarahnya .
tentang masalah sifat2 kemanusiaan yg pada umumnya seperti sifat baik dhahir bathin dan sifat kurang baik secara dhahir bathin pasti juga dimiliki oleh para saadah .kita ngga' boleh meng-ingkarinya itu , krn bagaimanapun juga selain para nabi itu ngga' ma'shum .. ya kan ? jadi sifat seperti ingin memperbanyak ibadah , mencari ilmu , berda'wah , lapar , makan , marah , berkeinginan , jengkel , iri , dengki dll pasti semua manusia dipastikan punya sifat2 spt tadi , termasuk saadah .nah dari situ pula lah segala kemungkinan terjadi . mungkin bisa lupa , atau sengaja atau tak sengaja tak mencantumkan salah satu nama dalam tulisannya . allahu 'alam . namun apapun itu , tercatat atau tidak yang jelas banyak yg memiliki catatan nasab yg tak tertulis dilembaga2 yg katanya resmi .
nah tentang watak yg no 4 nih , hingga sekarang tetap kuat . yaitu mencarikan jodoh buat putri2-nya para saadah agar mendapat suami yg kufu yaitu sesama keturunan dzurriah nabi . kalau dizaman saat ini saja masih sangat kuat tradisi seperti itu , apalagi dizaman dulu ? hampir ngga' mungkin seorang sayyid sulaiman memberikan putrinya yg bernama ayu utk dinikahi lelaki yg ngga' bernasab ke baginda nabi ( dari ayu itu menurunkan putra bernama sayyid wazir atau yg biasa disebut mbah wijil , yg terkenal bisa menahlukkan para jin ). dan mana mungkin seorang putri seperti sayyidah hashilah binti suryo bin amir hasan bin iskandar bin ali akbar bin sulaiman basyaiban dinikahkan dg lelaki yg bukan senasab seperti sayyid abu dzarrin itu ? ( kan banyak yg meragukan nasab beliau krn dari abdul wahab bin abi bakar basyaiban ) . seorang sayyid sulaiman dll sadar betul dg pentingnya seorang syarifah dinikahi sayyid .
hehehe segini aja dulu .. maybe ada terusannya ( but maybe yes ! maybe no ! )
perlu diketahui saya menulis ini agar tak ada lagi pelecehan terhadap silsilah orang lain . karena setiap silsilah itu sangat diyakini oleh pemilik nya .. bahkan utk meyakinkan bahwa dirinya adalah dzurriyah nabi , ada yg melakukannya secara spiritual .. tunggu aja artikel saya selanjutnya tentang : meyakinkan nasabnya secara spiritual...
terima kasih
abi el-khoir bin muhammad nur rosul
P.P AT-TAQOWWIYAH
ndresmo - surabaya
nah , dari ke-4 watak para saadah zaman dahulu yg sudah saya sebutkan diatas itu sudah bisa diambil kesimpulan bahwa :
- dari watak no 1 dan 2 , akan kita temukan sebagian orang dari leluhur kita yang memakai nama lebih dari satu . ya karena faktor lain yg mengharuskan beliau harus memakai nama lain . atau karena situasi politik tadi . kita kasih contoh saja watak dari beberapa fam dzurriah yg ada diindonesia . ada dua fam yg paling mencolok perbedaannya diantara fam2 yang lain . yaitu dari fam basyaiban dan fam adzamat khan . kenapa begitu ? yah ! kedua fam tersebut didalam menyelami dan beradabtasi dengan lingkungan yg mereka singgahi ngga' tanggung2 . bukan system da'wah saja yg mereka pentingkan , tapi sesuatu yg membuat penduduk pribumi agar tak merasa asing , merekapun melakukannya , yaitu dg cara memakai nama / mengganti nama yg sesuai dg daerah yg disinggahinya . jika di-india beliau gunakan nama panggilan india dan jika dijawa maka mereka gunakan nama jawa ( meski nama asli mereka masih tetap ) . nah dari pergantian nama itulah hingga bisa membuat silsilah yg beredar saat ini bisa tak sama . dan itu pulalah yg terkadang membuat konflik terhadap para peneliti silsilah .dan , (maaf ) saya yakin konflik seputar itu tak akan pernah ada ujungnya , karena sangat sulit utk melacak secara 100% tepat . kita buat contoh lagi ...
secara umum silsilah bani basyaiban adalah : abdurrahman bin umar bin muhammad bin ahmad bin abi bakar basyaiban . namun ada lain lagi yg akan kita temukan pada silsilah syaikhona kholil bangkalan . begini :
abdurrahman bin umar bin muhammad bin abdul wahhab bin abi bakar basyaiban . dan ini sudah disyahkan dirobithoh adzamat khan ( meski robithoh alawiyah menolaknya ) nah , apa pendapat kalian dengan sosok yg bernama ahmad dan abdul wahhab ? apa berani kita menyalahkan salah satunya dg pasti ? . . .
- dari watak no 3 ini jelas , bahwa hampir semua ( hampir lho ) para saadah dulu ( bahkan hingga sekarang )mempunyai banyak anak . apalagi ditinjau segi genetik keturunan yg banyak anak dari leluhurnya . terus lagi dilihat dari segi beristri lebih dari satu . wah semakin menyebar anak keturunan para saadah itu dimana2. nah , dari situlah masih terdapat kemungkinan ada sebagian nama yang tak tercantuman atau tercantum dg nama lain atau sang penulis kitab nasab tak sepenuhnya tahu tentang informasi nasab yg dia tulis , maklum lah mengingat para penulis kitab2 nasab tak hidup bersamaan dg target yg dia tulis sejarahnya .
tentang masalah sifat2 kemanusiaan yg pada umumnya seperti sifat baik dhahir bathin dan sifat kurang baik secara dhahir bathin pasti juga dimiliki oleh para saadah .kita ngga' boleh meng-ingkarinya itu , krn bagaimanapun juga selain para nabi itu ngga' ma'shum .. ya kan ? jadi sifat seperti ingin memperbanyak ibadah , mencari ilmu , berda'wah , lapar , makan , marah , berkeinginan , jengkel , iri , dengki dll pasti semua manusia dipastikan punya sifat2 spt tadi , termasuk saadah .nah dari situ pula lah segala kemungkinan terjadi . mungkin bisa lupa , atau sengaja atau tak sengaja tak mencantumkan salah satu nama dalam tulisannya . allahu 'alam . namun apapun itu , tercatat atau tidak yang jelas banyak yg memiliki catatan nasab yg tak tertulis dilembaga2 yg katanya resmi .
nah tentang watak yg no 4 nih , hingga sekarang tetap kuat . yaitu mencarikan jodoh buat putri2-nya para saadah agar mendapat suami yg kufu yaitu sesama keturunan dzurriah nabi . kalau dizaman saat ini saja masih sangat kuat tradisi seperti itu , apalagi dizaman dulu ? hampir ngga' mungkin seorang sayyid sulaiman memberikan putrinya yg bernama ayu utk dinikahi lelaki yg ngga' bernasab ke baginda nabi ( dari ayu itu menurunkan putra bernama sayyid wazir atau yg biasa disebut mbah wijil , yg terkenal bisa menahlukkan para jin ). dan mana mungkin seorang putri seperti sayyidah hashilah binti suryo bin amir hasan bin iskandar bin ali akbar bin sulaiman basyaiban dinikahkan dg lelaki yg bukan senasab seperti sayyid abu dzarrin itu ? ( kan banyak yg meragukan nasab beliau krn dari abdul wahab bin abi bakar basyaiban ) . seorang sayyid sulaiman dll sadar betul dg pentingnya seorang syarifah dinikahi sayyid .
hehehe segini aja dulu .. maybe ada terusannya ( but maybe yes ! maybe no ! )
perlu diketahui saya menulis ini agar tak ada lagi pelecehan terhadap silsilah orang lain . karena setiap silsilah itu sangat diyakini oleh pemilik nya .. bahkan utk meyakinkan bahwa dirinya adalah dzurriyah nabi , ada yg melakukannya secara spiritual .. tunggu aja artikel saya selanjutnya tentang : meyakinkan nasabnya secara spiritual...
terima kasih
abi el-khoir bin muhammad nur rosul
P.P AT-TAQOWWIYAH
ndresmo - surabaya
apiik
ReplyDeletelanjutkan!!
kalo soal wajah pribumi mah ana juga wajahnya gak terlalu arab banget, padahal abah ana dari arab dari marga al-jufrie, soal yang meragukan adzamat khan dan basyaiban itu mereka yang gak tau sejarah, atau bahkan mungkin mereka gak tau sejarah buyut2 mereka sendiri (Muhammad Ridwan Al-Jufrie)
ReplyDeletetolong di muat juga tentang profil kyai ibrahim bin gholib suami dari nyai umi kulsum bin mbah muhibbin.dan untuk setiap profil sebaiknya dikasih juga silsilahnya agar lebih jelas. terima kasih
ReplyDelete> Coy : nunggu waktu senggang dulu , krn saya sgt sibuk sekali ..
ReplyDeletemasalah silsilah nasab setiap profile ? itulah ndresmo yg para habaibnya tak semua suka silsilah nasabnya ditampilkan . dan krn saya menghormati keputusan beliau2 , maka tak saya tampilkan disini .
salam kenal dari sy Nur Satya Azmatkhan dan kluarga besar azmatkhan..bagi para keturunan walisongo (azmatkhan) mari kita bersilaturahmi dalam wadah keluarga besar Robithoh Azmatkhan Al-Husaini Indonesia...(www.azmatkhanalhusaini.com)
ReplyDeleteaL faqir
ReplyDeletembah edor bungkuL bkn kyai tp nyai bliau brnm hasanah binti yusuf cucu dr sayyid ali ashghor...syukron
- al faqir : oh terima kasih infonya .. tapi , apa yg anda ketahui berbeda dg apa yg saya ketahui , bahwa mbah edor itu keturunan dari sayyid badruddin ( kakak sayyid ali ashghor ) . bisa jadi kan itu adalah sepasang suami istri yg berjuluk kyai dan nyai edor . terima kasih ...
ReplyDeletehem... nuwun sewu, saya mau tanya apakah dulu RASULULLAH S.A.W. pernah mengajarkan untuk membangga2 kan nasab, karena belakangan saya sering melihat seperti itu. trmkash
ReplyDeleteMaaf baru masuk...
ReplyDeleteMonggo dibuka dulu tafsir Ibnu Katsir, Ibnu Abbas, Ikrimah dalam kupasan tentang dzurriyah dn terlebih pada kupasan ayat terahir surah al-kautsar.
Salam ta'dzim
Cakmas Dungduro