Sama juga dengan ndresmo yang bermula sebuah tempat mati yang dihidupkan oleh Allah lewat hambanya yg sholeh bernama sayyid ali ashghor yang datang dengan membawa bekal ruhani yg kuat dan akhirnya jadilah ndresmo sebuah desa yg sangat religius sekali, pasuruan juga begitu. Terdapat sebuat alas atau hutan yang terkenal angker dan dekat dengan sebuah desa. Penduduk pada ketakutan dg keangkeran alas itu.
NDRESMOPOSTING 2
masalah pernikahan beliau saya tidak tahu pasti kisahnya. Tapi yg pasti adalah saat beliau menikah, beliau umurnya sudah tua dan mendapatkan istri yang sangat muda. Yaitu putri dari sang kyai berambut putih dulu yg pernah memberi pedang abudazarrin daan disuruh memakannya dulu. akhirnya mereka pun menikah. perlu diketahui, istri sayyid abu dzarrin itu bukan wanita biasa . namun beliau itu meski perempuan, ilmu nya sangat luar biasa. bahkan menguasai ilmu-ilmu alat ( nahwu dan sharaf).
karangsono berawal dari
sebuah dusun yang sudah berpenduduk rama. namun kehidupan desa itu penuh dengan
kebodohan ketakutan karena alas angker tadi. hingga akhirnya datanglah seorang
'alim yang wara' bernama SAYYID ABU DZARRIN BIN SAYYID HUSEIN berasal dari kota
magelang. ayahnya husein konon dari cirebon dan ibunya dari banten. dan menetap
dimagelang. lewat perjuangan dan kesabaran beliau didesa itu, sehingga jadilah
karangsono sebuah desa yang sangat religius sekali.
lalu kenapa diblog
ndresmo ini perlu adanya postingan tentang karangsono atau pasuruan pada
umumnya ? jelas sekali karena antara pasuruan dan ndresmo sangat erat
hubungannya. ibarat hubungan keluarga ndresmo adalah saudara kandung pasuruan.
terbukti dari zaman dulu hingga kini banyak pertalian keluarga antar keduanya.
tak sedikit keturunan dari sayyid abu dzarrin menikahi atau dinikahi dari
keturunan sayyid sulaiman.
Sayyid sulaiman sendiri
sebelum menetap dimojoagung, menetap lama dipasuruan dan mendirikan pesantren
disana. hingga kini masih tetap utuh peninggalan rumah beliau dipasuruan.
adapun sayyid abu dzarrin adalah suami sayyidah hasilah, cicit sayyid iskandar basyaiban,
bungkul Surabaya (kakak sayyid ali ashgor ndresmo. Nah jelas sdh ikatan
kedekatan kedua daerah tersebut .
Sekarang saya akan
menceritakan sedikit siapa sayyid abu dzarrin tersebut ?
Beliau terlahir
dicirebon. anak paling kecil dari sayyid husein basyaiban. diantara kakak
beliau adalah sayyid mutamakkin, cirebon. menurut catatan silsilah kuno yg saya
pegang. tapi ada yg mengatakan mutamakkin yg dipati alias kajen itu. tapi saya
ragu dg pendapat yg itu. abu dzarrin berbeda dgn para saudara2nya. dia sejak
kecil mempunyai penyakt kulit. hingga semua jijik mendekatinya. namun abu
dzarrin sendiri tak merasakan akan hal itu. dia tetap bermain seperti layaknya
anak kecil pada umumnya. terlebih ibundanya sangat menyayanginya. ada satu
kelemahan dari abu dzarrin kecil itu, yaitu bebal (tak cerdas). maka dia sering
mendapat teguran dari sang ayahnya.
hingga beranjak dewasa,
penyakit kulit itu masih tetap ada. dan juga penyakit bebalnya tak ketinggalan.
bisa dikatakan pemuda abu dzarrin masih tetap bodoh. itu yang membuat ibundanya
selalu memikirkannya .
"kenapa putraku yg
ter-akhir ini sangat lemah daya pikirnya ?"
itulah yang selalu
dikeluhkan ibundanya. namun ibu tetaplah seorang ibu. yang tak kenal putus asa
untuk mendoakan putranya itu. suatu ketika sang ibu abu dzarrin berkeluh kesah
pada suaminya (sayyid husein) tentang diri putranya yg terakhir itu . beliau
sangat ingin semua anak-anaknya itu 'alim dan ahli ibadah. Karena jika melihat
putra dan putri beliau yang lainnya yang rata-rata ahli ilmu agama dan ibadah
maka sudah selayaknya sang bunda menginginkan hal itu terjadi pada abudzarrin .
mendengar keluh kesah
sang istri tersebut bagaimana pendapat sayyid husein ? beliau berkata :
“sudahlah bu, percaya
padaku. nanti jika tiba saatnya Allah SWT akan merubah diri abu dzarrin secara
dhahir dan bahin. tak ada yang sulit bagi Allah. maka teruslah mendo'akan
putramu itu“.
nah, itulah yang dikatakan
sayyid husein pada istrinya.
“tapi sampai kapan
suamiku ?“ Tanya istrinya .
“nanti disaat abu
dzarrin punya keinginan sendiri untuk meninggalkan rumah untuk mencari ilmu.
tunggu saja“.
jawab sayyid husein .
singkat kisah, tibalah
saatnya abu dzarrin sadar akan keadaan dirinya yang bodoh dan berbeda dengan
saudara2nya. dia berpikir kenapa dia tak pergi saja untk mencari ilmu. namun
pada siapa? karena dirinya tak tahu tentang pesantren2 ditanah jawa ini. entah
berapa waktu dia berpikir seperti itu yang akhirnya dia memberanikan diri untuk
berpamitan pada ayah ibunya untuk pergi mengembara dalam pencarian ilmu. sekalian
minta pendapat ayahandanya.
"abu dzarrin, sudah
saatnya kau tahu ini. pergilah kamu kearah jawa timur. Menibalah ilmu disana. suatu
saat jika kau bertemu dengan seseorang
tua yg rambut dan janggutnya sdh rata memutih, maka ikutilah apa yg dia
perintah dan arahkan" .
itulah pesan sayyid
husein pada putranya abu dzarrin disaat pamit. abu dzarrin meng-iyakan kata
ayahnya. sedang ibundanya ? yah, yang namanya seorang ibu yang akan ditinggal
putranya pergi pastilah menangis. namun bukan berarti mencegahnya. malah beliau
mendo'akan keberhasilan putranya itu .
maka berangkatlah abu
dzarrin dengan membawa bekal seadanya. dia berjalan menuruti kata ayahnya
menuju ke-arah jawa timur. berbagai hal kejadian yg dia saksikan disepanjang jalan.
maklumlah hal itu membuatnya heran karena memang dia tak pernah tahu dunia luar.
keluar masuk hutan itu sudah dia lakukan. entah sudah berapa lama dia melakukan
perjalanan itu .
sekarang kita tinggalkan
abu dzarrin, berganti keibundanya yang dirumah selalu tekun mendo'akan putranya
agar senantiasa mendapatkan perlindungan dan petunjuk dari Allah . nah disatu
hari yang cerah ini seperti biasanya beliau mempersiapkan masak utk keluarga .
dan seperti adat2 wanita lain sebelum menanak nasi terlebih dulu berasnya
dicuci dengan air bersih. beliau keluar menuju sumur yg dekat dengan rumah .
yang membedakan beliau
dengan wanita2 pada umumnya adalah beliau tak pernah berhenti untuk berdzikr
atau bersholawat atau apapun yang dibaca berupa pujian-pujian pada Allah .
hingga dalam keadaan memasak atau sibuk lainnya pun beliau tetap berdzikir.
seperti saat mencuci beras saat ini. ditengah tangan beliau sibuk dengan
mencuci beras tersebut , beliau dikagetkan dengan beras itu yang berubah
menjadi emas. wah coba bayangkan, betapa kayanya jika emas itu dijual. namun
apa yang terjadi dg beliau saat melihat emas itu ada dihadapannya ? beliau
menangis ! . beliau berkata :
" Ya Allah . . .
terima kasih sekali engkau telah memberi anugerah emas sebanyak ini . namun
bukan emas ini yang aku inginkan. hamba hanya ingin ridha-MU. dan hamba
berharap lindungilah putraku abu dzarrin yg saat ini dalam perjalanan mencari
ilmu . berikanlah anakku itu ilmu yang bermanfaat. gemar beribadah dan
senantiasa ta'at padamu dan kedua orang tuanya " .
tiba-tiba beras yg
berubah menjadi emas tadi berubah menjadi beras biasa. beliaupun meneruskan
pekerjaan-nya .
sekarang kita kembali
keperjalanan abu dzarrin lagi. tak terasa perjalanannya sampai dijawa timur,
tepatnya didaerah pasuruan. cukup ramai daerah itu. apalagi disini terdapat
sebuah pesantren ' SIDOGIRI ' yg dulu didirikan oleh sayyid sulaiman dan cukup
banyak santrinya. kurang jelas bagi saya fakta sejarah siapa nama pengasuh
pesantren pada saat abu dzarrin tersebut. menurut sejarah tahun perjalanan
beliau, sidogiri saat itu diasuh oleh seorang kyai dan Waliyullah yaitu kyai
mahalli. generasi ketiga dari pengasuh sidogiri. Cukup lama abu zarrin mondok
disan.
namun yang jelas sejarah
menceritakan bahwa abu dzarrin pernah datang kepesantren tersebut untuk mondok
disitu. beliau sangat tekun dan giat beribadah selama disidogiri. Bahkan dia
juga menjadi khadam kyai mahalli. Baik nyapu , nyuci dll abu dzarrin yg tangani.
Intinya meladeni apapun yg dibutuhkan sang kyai. Bahkan sejarah telah mencatat
abu dzarrin menjadi pegasuh sidogiri pada generasi ke 4 setelah sayyid sulaiman,
kyai aminullah dan kyai mahalli.
Namun ada yg menarik dg
kyai mahalli. Meski abu dzarrin adalah khodam beliau, tapi beliau sangat
menyayangi abu dzarrin. Hingga menjelang beliau wafat, abu dzarrin dipanggil
untuk menemui dirinya. Setelah berhadapan dg kyai mahalli, beliau berpesan,
"abu dzarrin, saya
berpesan padamu, jangan kembali lagi kejawa tengah. karena tempatmu adalah
dipasuruan ini. kalau sekedar silaturrahmi tak apa-apa. nah sekarang perhatikan
dan ingat baik-baik. setelah aku meninggal nanti, aku titipkan pesantren
sidogiri ini padamu. Rawat dan jaga dg baik seperti para pengasuh2 sebelumnya.
Nanti kalau sudah waktunya, kamu boleh meninggalkan pesantren ini. jika kamu
sudah menemukan batu cincin jamrud berwarna hijau yg aku pakai ini. maka
ditempat jamrut jatuh jatuh itulah tempat kamu menetap dan berda'wah. Menetaplah
dan bangunlah pesantren disana. ingat lah " .
setelah berpesan seperti
itu, sang kyai keluar rumah dan diikuti abudzarrin. beliau segera melemparkan
batu jamrut hijau itu. sangat jauh beliau melemparkannya .
"nah sekarang kamu
sudah tahu apa tugas kamu. kapanpun jika kau temukan batu itu segera buat rumah
dan pesantren disitu" pesan kyai mahalli.
"inggih kyai".
jawab abu dzarrin dg ta’dhim .
Setelah itu, tak lama setelah
kyai mahalli wafat dan abu dzarrin lah yg mengganti sebagai pengasuh pondok
sidogiri. Tidak jelas riwayatnya berapa tahun beliau mengasuh pesantren itu. Yg
jelas dia jaga dan rawat baik baik sidogiri. Dia didik semua santri dalam hal
mengajinya. Luar biasa sekali. pondok pun semakin ramai dan jaya saat diasuh
abu dzarrin.
Nah , disaat abu dzarrin
mengasuh pesantren sidogiri, disaat waktu luang beliau sempatkan keluar pondok
untuk mencari batu hijau yg pernah dilemparkan kyai mahalli dulu. Siapa tahu
ketemu dan akan tahu ditanah tempat batu hijau yg ditemukan itulah tempat yg
harus dia bangun pesantren kelak.
tak terasa dia memasuki
hutan yang sepi sekali. untunglah saat memasuki hutan itu masih keadaan siang.
dia terus menelusuri jalanan hutan tersebut. tak terasa dia merasa capek dan
beristirahat. disaat dia duduk dan termenung, dari jauh terlihat sosok orang
yang berbaju putih dan berambut putih datang menghampirinya. jelas abu dzarrin
kaget dan segera bangkit. karena orang itulah seperti yang sudah dipesankan
ayahnya .
setelah dekat abu
dzarrin mengucapkan salam dan berjabatan tangan. dia cium tangan orang tua itu.
wangi baunya .
"assalamualaikum
kyai". kata abu dzarrin.
"alaikum salam abu
dzarrin" tanya kyai itu.
"loh, njenengan kok
kenal saya kyai ?"
"kamu putra kang
husein kan ?" kata kyai itu
"iya kyai.
panjenengan kok tahu ya ?". Tanya abu dzarrin
"aku tahu ayahmu
dan akrab dg beliau. Sudah lah kapan-kapan saja ceritanya. Kamu sedang apa dihutan
ini ?"
Tanya kyai berambut
putih itu
Abu dzarrinpun
menceritakan tujuannya mencari batu akik hijau itu.
kyai sepuh itupun menjawab,
“belum waktunya abu dzarrin. kamu kembali saja kesidogiri dan teruskan mengasuh pondok itu. Nanti kalau sudah waktunya pasti tanpa kesulitan akan ketemu sendiri”
kyai sepuh itupun menjawab,
“belum waktunya abu dzarrin. kamu kembali saja kesidogiri dan teruskan mengasuh pondok itu. Nanti kalau sudah waktunya pasti tanpa kesulitan akan ketemu sendiri”
Kata kyai itu .
Karena pesan ayahnya
dulu, abu dzarrin menuruti kata kyai itu. Beliaupun mau berpamitan .
"sebentar, jangan
pergi dulu. Kamu belum aku kasih oleh-oleh dariku. Ini, terima aku punya sebuah
pedang. terimalah".
kata kyai itu sambil
memberikan sebilah pedang pada abu dzarrin. dia pun menerimanya dengan heran, apa
maksud kyai itu dengan memberi sebilah pedang padanya.
"inggih kyai. lalu
apa yang mesti saya perbuat dengan pedang ini? "
"sekarang kamu buka
pedang itu lalu masukkan ke mulut kamu".
jawab kyai itu yang
membuat rasa heran pada abu dzarrin.
"Apa ? njenengan
tidak salah perintah kyai ?".
Tanya abu dzarrin heran.
Yah, siapapun pasti seperti abu dzarrin jika disuruh orang yg baru dia kenal
kok ujug-ujug atau mak bedunduk atau tiba-tiba kok nyuruh makan pedang. Gimana coba
? hehehe
"Kan ayahmu sudah
berpesan pdmu agar menuruti semua perintahku. Sekarang laksanakan apa yang aku
perintahkan !" .
Tegas si-kyai itu..
Akhirnya abu dzarrin
dengan rasa ragu menuruti saja apa yang diperintahkan kyai itu. Coba kalian bayangkan,
pedang dari besi dan panjang dimasukkan ke mulut ? bisa kamu bayangkan kan ?.
Namun karena sebuah perintah dari kyai itu akhirnya dia laksanakan juga.
Perlahan dan pasti dia
masukkan pelan-pelan di mulai dari ujung pedang, setelah ujung pedang sudah
masuk dimulutnya, sang kyai itu perintahkan abu dzarrin untuk mengunyahnya. Apa
yg terjadi ? ternyata setelah dikunyah, rasanya ngga' seperti rasa layaknya
besi. namun rasanya seperti makanan yang memang disukai oleh abu dzarrin.
"ayo teruskan
makannya. habis kan semuanya. anggap saja seperti kamu makan apapun yg kamu
suka".
kata kyai itu.
sebenarnya sih tanpa
diperintah lagi pasti akan dimakan terus oleh abu dzarrin. ya emang rasanya
enak sih. akhirnya selesai juga abu dzarrin memakan pedang itu semuanya. Tinggal
pegangan pedang itu yang akan dibuang. Tapi dilarang oleh kyai itu dan disuruh
memakannya sekalian…
ada keanehan yang
terjadi pd dirinya setelah makan pedang itu, yaitu penyakit kulit yang dia
derita sejak kecil tiba-tiba sembuh. bahkan hilang malah. tak berbekas. dia
heran melihat itu. sedangkan sang kyai tadi cuma tersenyum padanya. dan bukan
kesembuhan penyakit itu saja. kini bau badan abu dzarrin tercium wangi pada
sekujur tubuhnya. dan dia rasakan sangat ringan dan sehat sekali. subhanallah
...
dan sejarah mencatat
bahwa abu dzarrin setelah kejadian itu sangat berubah pesat tak seperti dulu
lagi. Meski dia sudah menjadi kyai dan pengasuh pesantren, tapi yg dia rasakan
makin tambah mudah mudah dalam hal memahami segala kitab kitab yg biasanya dia
pelajari. Banyak yg bilang dia diberikan Allah anugrah dg ilmu ladunni .
sekarang abu dzarrin
dengan tenang merawat pesantren sidogiri peninggalan dari sayyid sulaiman itu. Makin
pesat perkembangan pesantren itu. Tanpa kenal lelah dan capek beliau telateni
mengajar santri.
lama mengurusi pesantren,
bahkan lupa dg urusan batu hijau yg dia cari itu. Namun sesekali abudzarrin
keluar pondok untuk sekedar jalan-jalan cari udara segar. Tak terasa dia
berjalan cukup jauh karena hawanya terasa sejuk tidak seperti biasanya. Dia gunakan
jalan jalan ini sambil melihat masyarakat sekeliling sambil berda’wah.
bahkan selama berda’wah
tidak sedikit dari golongan para jin yang juga ingin belajar ilmu agama padanya.
kita tahu bahwa manusia dan jin itu sama2 punya kewajiban pada Allah termasuk
belajar ilmu agama. aku jadi teringat kata kyai muhajir saat aku ngaji pada
beliau saat pagi dulu. Belia bilang kalau disetiap pengajiannya banyak para jin
yang ikutan ngaji. Itu lah anugerah dari Allah yg orang lain gak punya.
Perjalanan yang dirasa
sangat asyik dan penuh hikmah itu akhirnya gak terasa datanglah malam. Lalu beliau
kesalah satu mushallah dekat daerah itu. Dan sekalian bermunajat disitu. singkat
cerita disaat abu dzarrin bermunajat tiba-tiba dia dikejutkan oleh cahaya hijau
yang memancar dihadapannya yang tak jauh dari tempatnya. segera dia dekati
tempat munculnya cahaya tadi. ternyata setelah didekati terlihat cahaya itu
berasal dari batu hijau jamrut yang persis dg batu yg pernah dilemparkan oleh
kyai mahalli , pengasuh pesantren sidogiri dulu.
Dia sangat bahagia
menemukan dg tanpa sengaja itu. abu dzarrin berkesimpuan bahwa tanah yang
sekarang dia tempati sekarang ini adalah tempat yg pas untuk dijadikan tempat
tinggal.
segera dia menanyakan
status tanah itu pada penduduk sekitar. ternyata semua bilang bahwa tanah itu tidak
ada yg memiliki karena terlalu angker kondisinyaa. para penduduk berharap agar
abu dzarrin bersedia menghidupkan tanah itu. legahlah hatinya mendengar
penuturan para penduduk setempat. segera beliau
(sekarang ganti dari
kalimat dia ke 'beliau') bersama para penduduk membuat tempat tinggal dan
pesantren sederhana ditanah itu .
singkat cerita, abu
dzarrin menyerahkan pesantren sidogiri pada seseorang yg aku tidak tahu namanya.
Dan beliaupun membangun rumah dan pesantren didaerah ditemukan batu hijau tadi.
Tidak mudah seorang abu dzarrin membabat tanah kosong yg angker disitu. Penuh rintangan
dari makhluq ghaib. Seperti yg dilakukan sayyid ali akbar saat membabat tanah
ndresmo dulu.
Segala rintangan sudah
beliau lalui akhirnya beliau bangun pesantren disitu. Karena kealiman dan
kepiawaian beliau tempat itupun lambat laun jadi ramai. banyak orang-orang yang
datang untuk menimba ilmu dan nyantri disana.
Kini santri beliau makin
banyak. Baik dari kalangan manusia dan para jin yang ikut ngaji. Dan tiba-tiba
kali ini beliau merasa rindu dg ibu dan ayahnya. dalam hati beliau sering
terbayang akan kampung halaman dan kedua orang tuanya. akhirnya dia putuskan
untuk pulang sebentar untuk menemui ayah ibu beliau.
berangkatlah beliau ke
cirebon. sedang pesantrennya beliau amanahkan sementara pada santri nya. selang
tak begitu lama, sampailah beliau dikampung halaman. tak terasa beliau
meneteskan air mata bahagia dan terharu melihat kampungnya itu .
mendengar kabar bahwa
putranya telah kembali, wah begitu bahagia kedua orang tuanya. namun apa yang
terjadi setelah melihat kondisi putranya ? ya jelas kaget lah. wong dulunya sang putra
adalah pemuda yang berpenyakit kulit, ternyata yg mereka lihat sekarang adalah
seorang pemuda yang sangat berwibawa tampan dan penuh cahaya ilmu. dari tutur
kata sang putra itu terlihat akan kedalaman ilmu dan hikmah. betapa bersyukur
hati sang bunda melihat hal itu .
perlu diketahui bahwa
ayahanda beliau, sayyid husein pekerjaan sehari2nya adalah mengajar pengajian
dengan menggunakan kitab2 kuning klasik seperti saat ini .
suatu ketika disaat
sayyid abu dzarrin masih belum kembali kepasuruan, ayahandanya mendapat udzur
hingga tak bisa mengajar pengajian seperti biasanya. maka disaat itulah beliau
minta izin ayahandanya untuk menggantikan mengajar agar tak libur. dengan
senang hati sang ayah memberikan izin.
sungguh bagi keluarga
sayyid husein hari itu adalah sangat mengagetkan mereka. ternyata dulu abu
dzarrin yang bodoh, saat ini lain. terdengar cara pengajaran putranya itu
sangat mengesankan keluarga terutama terhadap kedua orang tua beliau. pembacaan
kitab beliau terdengar layaknya seorang kyai yang sudah menguasai betul dengan
ilmu alatnya ( nahwu dan sharaf ). betapa bahagianya keluarga beliau akan hal
itu. mereka bersyukur atas karunia yg telah diberikan Allah terhadap sayyid abu
dzarrin .
singkat cerita lagi, akhinya tiba saatnya beliau untuk pulang kepasuruan dipesantrennya sendiri. semakin sibuk beliau dg semua kegiatan mengajarnya . namun itu dirasa nikmat dan menyenangkan. para penduduk sekitar kedawung, winongan dan karangsono sudah tak seperti dulu lagi yang sarat dg kebodohan dan kemaksiatan.
singkat cerita lagi, akhinya tiba saatnya beliau untuk pulang kepasuruan dipesantrennya sendiri. semakin sibuk beliau dg semua kegiatan mengajarnya . namun itu dirasa nikmat dan menyenangkan. para penduduk sekitar kedawung, winongan dan karangsono sudah tak seperti dulu lagi yang sarat dg kebodohan dan kemaksiatan.
kini pemandangan desa
itu seperti layaknya kampung pesntren yang sangat religius . para penduduk sangat
menghargai beliau atas jasa-jasanya menghidupkan kampung mereka itu. sedang
daerah kecil tempat pesantrennya berdiri berubah nama menjadi desa TUQO atau
lisan jawa kuno mengucapkan dengan desa TUGU. karena begitu kuat dan kokohnya
pendirian dan keimanan beliau sehingga para penduduk menyebut beliau dg nama
julukan 'kyai tuqo atau tugu' artinya kyai yg bertaqwa.
masalah pernikahan beliau saya tidak tahu pasti kisahnya. Tapi yg pasti adalah saat beliau menikah, beliau umurnya sudah tua dan mendapatkan istri yang sangat muda. Yaitu putri dari sang kyai berambut putih dulu yg pernah memberi pedang abudazarrin daan disuruh memakannya dulu. akhirnya mereka pun menikah. perlu diketahui, istri sayyid abu dzarrin itu bukan wanita biasa . namun beliau itu meski perempuan, ilmu nya sangat luar biasa. bahkan menguasai ilmu-ilmu alat ( nahwu dan sharaf).
sejarah mencatat banyak
tulisan-tulisan karya istri beliau nyai hasilah, mengenai ilmu alat. dan yang
digunakan hingga sekarang adalah tasrif tugu yg banyak pesantren menggunakan tasrif
itu.
mengenai sayyidah hasilah. beliau adalah putri dari kyai suryo, kyai yg berambut putih yg memberi pedang dulu itu. dan suryo itu nama panggilan karena orang bilang wajahnya seperti matahari atau surya. beliau itu bin 'amir hasan bin iskandar bin ali akbar bin sulaiman bin abdurrahman hingga ke sayyid abu bakar baasyaiban dan terus ke Rasulullah SAW .
dari perkawinan sayyid abu dzarrin dan sayyidah hasilah membuahkan beberapa putra dan putri. diantaranya :
'alifah - 'izzuddin - taqiyuddin - mu'allim - muthmainnah - sofiyah - zuharo' dan muhammadun
(mungkin masih ada yg lainnya ? allahu a'lam )
tercatat banyak pesantren2 dijawa yang termasuk keturunan dari beliau .
terima kasih .
mengenai sayyidah hasilah. beliau adalah putri dari kyai suryo, kyai yg berambut putih yg memberi pedang dulu itu. dan suryo itu nama panggilan karena orang bilang wajahnya seperti matahari atau surya. beliau itu bin 'amir hasan bin iskandar bin ali akbar bin sulaiman bin abdurrahman hingga ke sayyid abu bakar baasyaiban dan terus ke Rasulullah SAW .
dari perkawinan sayyid abu dzarrin dan sayyidah hasilah membuahkan beberapa putra dan putri. diantaranya :
'alifah - 'izzuddin - taqiyuddin - mu'allim - muthmainnah - sofiyah - zuharo' dan muhammadun
(mungkin masih ada yg lainnya ? allahu a'lam )
tercatat banyak pesantren2 dijawa yang termasuk keturunan dari beliau .
terima kasih .
karya tulis Muhammad khoir
basyaiban
Salam.
ReplyDeleteYa menurut hemat ku, kata habib yang di Pekalongan munasabah aja. Iaitu Sayyid Abdul Wahhab bin Sulaiman bin Abd Rahman bin Umar Basyaiban hingga seterusnya bin Ahmad bin Abu Bakar Basyaiban bin Muhammad Asadullah ibn al-Faqih Muqaddam.
Kerna mengingat rentan waktu al-Imam Abu Bakar Basyaiban wafat awal 800an Hijriyyah di Tarim.
Dan tetap sah-sah saja Abdul Wahhab itu putera turunan Imam Abu Bakar Basyaiban tersebut.
Hanya saja Rabithah Alawiyyin menolak wujudnya putera Abdul Wahhab yang selain Muhammad Said bin Abdul Wahhab leluhur Danuningrat Yogyakarta.
Jadi yang jadi isu apakah Amir Abdul Wahhab bin Sulaiman Mojoagung mempunyai putera-putera selain Muhammad Said?
Allahu a'lam mohon maaf kurang lebihnya.
Ahmad
Assalamu 'alaikum wrhmtllh,
ReplyDeleteSebagi tambhan, memang jika kita menilai bahwa Sayyid Abdul Wahhab ialah putera langsung al-Imam Abu Bakar Basyaiban, bermakna Sayyid Abdul Wahhab ini mesti hidup sekitar abad ke 9 Hijrah (800an Hijrah, Imam Abu Bakar wafat awal 800an Hijrah).
Dan spt yg Sohibul Blog katakan, Sayyid Abu Dzarrin sendiri beristeri dengan Sayyidah Hasilah bte Kyai Suryo bin 'Amir Hasan bin Iskandar bin Ali Akbar bin Mbah Sulaiman Basyaiban.
Nah sebagai pathokan, pesantren Sidogiri yang dibangun Mbah Sulaiman itu hanya terdiri, menurut satu catatan, tahun 1716 waktu Mbah Sulaiman sudah sepuh.
Dan pada tulisan lainnya tentang Sayyid Iskandar(kakek buyod Sayyidah Hasilah), periode Sayyid Iskandar ialah waktu Belanda sudah mula menguasai Tanah Jawa http://ndresmo.blogspot.com/2009/03/artikel-3.html mestinya paling tidak sesudah awal/pertengahan 1600an M (1020anh seterusnya).
Dan seperkara lagi, sebagai bandingan, silsilah Sayyid Abu Dzarrin itu memposisikan beliau pada kurun ayah kpd Sayyid Umar Abu Hafs yang bernama Abdullah. Walhal Sayyid Umar pula wafat sekitar 1066 H (kurang lebih 1645M) spt yang termaktub pada kitab Syams az-Zahirah al-Hbb Abd Rahman al-Masyhur.
Al-hasil, era Sayyid Abu Dzarrin kemungkinan adalah jauh sesudah tahun 1712M, bisa saja akhir 1700an/awal 1800an.
Jadi secara pribadi, saya lebih cenderung mengikut pendapat sang habib dari Pekalongan yang Sohibul Blog katakan itu.
Allahu a'lam, mohon maaf kalau saya tersilap atau menyinggung perasaan sy tak bermaksud demikian.
@ ahmad : ke 1 :
ReplyDeleteterima kasih kang ahmad yg telah mengirimkan coment diblog kami ini . langsung saja:
masalah sayyid abdul wahab itu bin sulaiman atau bin abi bakar basyaiban , maka dua2-nya dimungkinkan utk salah satunya .
anda bilang anda lebih pas dg pendapat habib yg dipekalongan bahwa abdul wahab bin sulaiman , itupun juga ga' ada masalah . kerna itulah jika berhubungan dg sejarah ratusan tahun silam .
masalah hitung2 tahun yg anda sebutkan , dalam masa2 hidup dan wafatnya para saadah alawiyyin , harus nya memang seperti itu .tapi itupun masih tak lepas dari kalimat ' kira2 ' atau 'menurut' atau ' saya kira ' dll . krn pencarian sejarah masa lampau itu bukan idrooku syai'in bi syai'in , tp mengumpulkan dn menulis informasi tentang masa ratusan tahun yg sudah lalu yg bersumber dari ' menurut ' katanya ' dikatakan .
dan itu harusnya ada tim yg selalu terus menerus mencari dan mencari tahu informasi seputar itu dg adil , subjective dan jauh dari sifat tafakh-khur . knp sy bilang spt itu ? ya karena hukum sudah jelas bhw sifat ma'shum hanyalah milik para nabi.anda pst bisa jabarkan sendiri itu . . .
lalu kenapa jika disebutkan nama abdul wahab bin abu bakar basyaiban , langsung banyak yg sewot dan langsung menvonis tidak sah ?. apa alasan mereka ?
ya karena nama itu tak tercatat dikitab nasab spt syams zahirah,itu kan ? mestinya jk terdapat satu nama yg tak tercatat dikitab nasab, itu ya harusnya membuat tim khusus utk meneliti keberadaan nama itu .tanpa batasan waktu .jangan sekali tak tercatat , langsung menvonis tanpa penelitian . atau bila perlu diadakan pembongkaran makam2 para saadah serta adanya tes DNA .. ada yg berani ? jd tak perlu main vonis-menvonis ( dlm hal ini anda bukan type org spt itu )
anda hrs tahu , bagi sang pencari nasab masa dulu itu spt apa ?
mestinya buat mereka2 ( penulis kitab nasab ) banyak waktu luang .bahkan biaya bahkan pula tak keberatan jika pergi keluar kota atau negara demi mencari dan mengumpulkan informasi seputar nama disilsilah nasab . ingat ! saat itu tak ada yg namanya HP dan kendaraan canggih spt saat ini . nah , adakah penulis kitab syams zahirah spt itu ? ..
berlanjut >
ke 2
ReplyDeletelanjutan :
atau yg pertama kali menulis sejarah basyaiban juga , habib umar , adakah beliau juga spt itu ? ataukah mereka2 itu hanya mencatat nama2 yg beliau dapatkan ditempatnya sendiri? , yaman atau india ? ( itupun tidak rata , krn dua negara itu sangat luas ) . sedang dimasa hidupnya sang penulis saja , itu sudah ratusan tahun sejarah lampau yg beliau tulis .
dan juga dimasa sang penulis itu pula , para keturunan abi bakar basyaiban sudah menyebar kemana-mana. di yaman , india , philipine , malaysia dll . pertanyaannya adl :
adakah keterangan bahwa sang penulis kitab nasab itu menginjakkan kakinya kenegara2 tempat menyebarnya para bani alawiyyin itu ? . sedangkan dalam kehidupa perindividu tiap 10 tahun saja sudah terdapat banyak perubahan . termasuk tentang istri , anak , tempat dll . nah coba jelaskan pada saya tentang semua ini ...
sy lanjutkan lagi , bagi para kyai2 indonesia tempo dulu itu kebanyakan waktunya dipakai utk menyebarkan islam plus berjuang melawan penjajah ( itu hingga beliau2 wafat lo ) . lalu bandingkan dg para penulis buku nasab yg anda sebutkan td.siapa yg banyak wktnya utk cari tahu dan penelitian nasab ?? . itu saja anda bisa gambarkan . saya contohkan sekarang dg silsilah kuno yg dimiliki kebanyakan para kyai didaerah saya (ndresmo ) dan daerah jatim lainnya begini :
sulaiman bin abdurrahman bin umar bin muhammad bin ahmad bin abu bakar basyaiban .
nah , bagaimana menurut anda ? tanpa anda jwb-pun saya bisa tebak bhw nasab itu masih ada yg kurang (jika versi rabithah alawiyyah ).. ya kan ? lihat aja data dilembaga itu pasti terdapat -+ 4 nama yg kurang diurutan tersebut .
lalu , apa yg dikatakan si pemilik silsilah itu yg sudah sejak leluhur tercatat spt itu ? tak akan mudah mereka menerimanya . bagi mereka tulisan kakek buyut mereka tak akan bisa digeser dg mudahnya dg tulisan2 dari rabithah atau apapun .rela kah seseorang lebih mempercayai statemen satu lembaga daripada kakek buyutnya sendiri ?
lalu pertanyaannya lagi , kenapa para kakek moyang itu bisa mencatat silsilah mereka kok ada terdapat nama yg kurang ? jawabannya adalah :
- beliau2 itu tak punya banyak waktu utk penelitian .
- beliau disibukkan dg peperangan hingga wafat beliau
- tak semua para ahlil bait yg hidupnya suka mencari info ttg nasabnya .
- disibukkan dg mencari nafkah rumah tangga mrk atau berda'wah didaerahnya masing2.
- keberadaan kitab2 nasab tempo dulu sangat terbatas yg memilikinya , tdk spt sekarang yg dg mudah mendapatkannya . jd informasi tentang penelitian atau kitab nasab tak sampai ketangan beliau2.
nah , paling banter bagi saya dlm menvonis silsilah yg terlalu pendek hitungannya adal :
dimungkinkan ( ingat ! dimungkinkan bukan pasti ) terdapat nama2 yg tak tercatat ( hilang ) . bukan langsung bilang : tidak sah ! ... nah , bisa jadi kasus seperti silsilah sayyid abu dzarrin juga seperti itu .
tentang sejarah para penjajah mulai menguasai asia tenggara termasuk indonesia , di tahun 1512 keatas sudah terjadi peperangan , lihat sejarah syarif hidayatullah , sunan gunung jati )
semoga balasan ini bisa menjelaskan uneg2 anda . dan tetap pada saling punya rasa persaudaraan dan silaturrahmi ..
sekian balasan dari saya utk kang ahmad ...
terima kasih
abi alkhoir bin muh, nur rosul
ndresmo
tambahan,, ada anak sayyid abu dzarrin yang bernama Shonif
ReplyDeleteRasad bin Ahmadun bin Abu Dzarrin bin Husen bin Ya'qub bin Abdul Kahar bin Abdul Wahab bin Sulaeman bin Abdurrahman bin Umar bin Abdullah bin Abdurrahman Dst,,,
ReplyDeleteIni adalah silsilah yg dimulai dari kakek saya, yg dikatakan oleh ayah saya,,,dan jg kata ayah saya, kakek saya Ahmadun dulu berdiam di Ndawe Pasuruan,,dan keturunannya berada di Rejoso Pasuruan,,,
Silsilah ini pernah saya sodorkan pada Ittihad Basyaiban, dan mereka mengatakan : Silsilah tsbut tidak ada dalam keluarga Basyaiban,,,
Ironis memang, terus, mau di apakan silsilah ini, mau dilupakan jg gak mungkin karena merupakan hal yg turun temurun,,
Saya dg wajah arab, hidung mancung dan berewok pernah ditannya : Mas, anda Jama'ah bukan??? Saya bingung harus bilang apa, mau jawab Ya, saya takut dikatakann ngaku2 habeb, karna gak di akui dan orang di sekitar saya tidak banyak yg tahu, karna keluarga saya melekat dg adat jawa, Mau jawab Bukan, jg ironis, karena buat apa silsilah yg sudah terlanjur hafal di kepala,,
Andai bisa memilih wajah, saya gak ingin wajah seperti ini,,,
Saya lebih percaya terhadap silsilah yg dilontarkan ayah saya dari pada omongan Ittihad Basyaiban, mereka hanya memperburuk keadaan, dan saya curiga kalau mereka bukan Basyaiban,,,